Contoh-contoh seloka/pantun untuk majlis
SELOKA
Assalamualaikum kalam
bermadah,
Berbicara tentang masa sudah,
Suasana hiba mendatang
telah,
Memori bersama mudir semakin
terserlah
Angka 58 menjelang tiba,
Tidak diundur biar seketika,
Sampai seru meletak pena,
Tiga dekad begitu lama.
Cahaya liput serata alam,
Anak didik membawa salam,
Ilmu disebar dengan kalam,
Kini menjadi sejarah silam.
Kenangan bersama mengusik
rindu,
Kini menjadi medan pilu,
Biarpun tiada ratap sendu,
Hati di dalam Allah jua
tahu.
Hidup ibarat putaran roda,
Putaran berlegar mengikut
masa,
Hari ini kanda berdua,
Lain ketika kami menyusul
pula.
Maaf dipinta silap bicara,
Dalam masa gurau senda,
Hati terobek dek kaca,
Tutur bicara yang menikam
sukma.
PANTUN
Terbang bebas si rama-rama,
Indah panorama menghias alam;
Di kala ini wajahmu purnama,
Esok lusa tampak berbalam.
Indah panorama menghias alam,
Tampak dari Tanjung Agas;
Esok lusa tampak berbalam,
Rinduan kami tetap berbekas.
Tampak dari Tanjung Agas,
Menggamit rindu datang ke mari;
Rinduan kami tetap berbekas,
Kenangan bersama memahat memori.
Menggamit rindu datang ke mari,
Teman sepermainan di tengah laman;
Kenangan bersama memahat memori,
Tautan kasih sepanjang zaman.
Teman sepermainan di tengah laman,
Pakat bersama menunggang kuda;
Tautan kasih sepanjang zaman,
Sisihkan sengketa kiranya ada.
Pakat bersama menunggang kuda,
Biarpun seketika masa cuma;
Sisihkan sengketa kiranya ada,
Bertemu berpisah perencanaan-Nya.
Selamat
datang ke :
Majlis
“Kasih Disemai Bakti Dituai” sempena persaraan Yang Diraikan En. Abdull Mutalib
bin Denan, Guru Besar SK LKTP Sg. Sayong.
Sirih
berlipat sirih pinang
Sirih
dari Pulau Mutiara
Pemanis
kata selamat datang
Awal
BismilLah pembuka bicara
Sarung
ketupat berisi inti
Dibawa
budak sambil berlari
Kehadiran
semua sangat dihargai
Moga
Majlis bertambah seri
Bunga
mawar cantik tersemat
Dipetik
gadis di tepi titi
Doa
dibaca memohon Rahmat
Moga
Majlis sentiasa diberkati
Jasamu
dikenang
Budimu
tak terbilang
Semangatmu
dijulang
Kepimpinanmu
gemilang
Tiap
pertemuan pasti ada perpisahan
Itu adat,
itu lumrah kehidupan
Begitulah
rentetan perjalanan
Walau
sukar untuk ditelan
Tapi kaki
tetap mengorak jalan
Selagi
hayat dikandung badan
Tak molek
jika ada alu tiada lesungnya
Tak
berguna jika ada dayung tiada perahunya
Tak lengkaplah
Majlis jika tidak ada yang berbicara
Sudah
teradat si anak lelaki
Mati
berjuang, berundur jangan
Berani
kami menjunjung adat
Bukan
memberi kata dan puji
Hanya
budi dalam ingatan
Buat
kenangan sepanjang hayat
Inilah
yang dikatakan, umpama belayar telah sampai di pelabuhan
Umpama
berkayuh telah sampai di muara
Umpama
berjalan telah sampai di destinasi
Kuning
emas masaknya padi
Mawar
merah dalam jambangan
Terima
kasih daun keladi
Budi tuan
jadi kenangan
Tuai padi
antara nampak
Esok
jangan layu-layuan
Intai
kami antara nampak
Esok
jangan rindu-rinduan
Pergi ke
dusun memetik kelapa
Kelapa
muda si kelapa barli
Jari
disusun maaf dipinta
Panjang
usia bersua kembali
Tuai padi antara masak
Esok jangan layu-layuan
Intai kami antara nampak
Esok jangan rindu-rinduan
Esok jangan layu-layuan
Intai kami antara nampak
Esok jangan rindu-rinduan
Kalau ada sumur di ladang
Boleh saya menumpang mandi
Kalau ada umur yang panjang
Boleh kita berjumpa lagi
Boleh saya menumpang mandi
Kalau ada umur yang panjang
Boleh kita berjumpa lagi
Hari ini menanam jagung
Hari esok menanam serai
Hari ini kita berkampung
Hari esok kita bersurai
Hari esok menanam serai
Hari ini kita berkampung
Hari esok kita bersurai
Malam ini menanam jagung
Malam esok menanam serai
Malam ini kita berkampung
Malam esok kita bercerai
Malam esok menanam serai
Malam ini kita berkampung
Malam esok kita bercerai
Hari ini menugal jagung
Hari esok menugal jelai
Hari ini kita berkampung
Hari esok kita bercerai
Hari esok menugal jelai
Hari ini kita berkampung
Hari esok kita bercerai
Batang selasih permainan budak
Berdaun sehelai dimakan kuda
Bercerai kasih bertalak tidak
Seribu tahun kembali juga
Berdaun sehelai dimakan kuda
Bercerai kasih bertalak tidak
Seribu tahun kembali juga
Orang Aceh sedang sembahyang
Hari Jumaat tengah hari
Pergilah kasih pergilah sayang
Pandai-pandailah menjaga diri
Hari Jumaat tengah hari
Pergilah kasih pergilah sayang
Pandai-pandailah menjaga diri
Mana Manggung, mana Periaman
Mana batu kiliran taji
Tinggal kampung tinggal halaman
Tinggal tepian tempat mandi
Mana batu kiliran taji
Tinggal kampung tinggal halaman
Tinggal tepian tempat mandi
Bintang Barat terbit petang
Bintang Timur terbit pagi
Jika tidak melarat panjang
Ada umur ketemu lagi
Bintang Timur terbit pagi
Jika tidak melarat panjang
Ada umur ketemu lagi
Dari mana hendak ke mana
Tinggi ruput dari padi
Tahun mana bulan mana
Dapat kita berjumpa lagi?
Tinggi ruput dari padi
Tahun mana bulan mana
Dapat kita berjumpa lagi?
Dian tiga lilin pun tiga
Tanglung tergantung rumah laksamana
Diam juga sabar pun juga
Ada umur tidak ke mana
Tanglung tergantung rumah laksamana
Diam juga sabar pun juga
Ada umur tidak ke mana
Tuan puteri pergi ke Rasah
Pulang semula sebelah pagi
Kita bertemu akhirnya berpisah
Diizin Tuhan bersua lagi
Pulang semula sebelah pagi
Kita bertemu akhirnya berpisah
Diizin Tuhan bersua lagi
cinta diukir di dalam hati,
takdir terpisah di tengah jalan,
masih merindu di dalam hati,
seribu tahun tak kan menghilang……
takdir terpisah di tengah jalan,
masih merindu di dalam hati,
seribu tahun tak kan menghilang……
Hendak gugur gugurlah nangka
usah menimpa si dahan pauh
hendak tidur tidurlah mata
usah dikenang orang yang jauh
usah menimpa si dahan pauh
hendak tidur tidurlah mata
usah dikenang orang yang jauh
beduk dipalu penambang ke laut
sampai muara bersauh dua
biduk berlalu kiambang bertaut
sampai masa bersatu jua
sampai muara bersauh dua
biduk berlalu kiambang bertaut
sampai masa bersatu jua
kiri jalan kanan pun jalan
di tengah-tengah, pohon mengkudu
kirim jangan pesan pun jangan
samalah sama menanggung rindu
di tengah-tengah, pohon mengkudu
kirim jangan pesan pun jangan
samalah sama menanggung rindu
jangan memendam rindu di hati,
agar tiada luka di jiwa,
apa susah mengharap kembali,
andai dikenang ingat tiada,
agar tiada luka di jiwa,
apa susah mengharap kembali,
andai dikenang ingat tiada,
Inang-inang padi pak daik
bunga padi tak sama bentuknya
sungguh dikenang budi yang baik
takkan dilupa selama-lamanya…
bunga padi tak sama bentuknya
sungguh dikenang budi yang baik
takkan dilupa selama-lamanya…
Makan kerang bersama kepah
Mari kita makan berdiri
berterus terang tidaklah mudah
Tersiksa cinta memakan diri
Mari kita makan berdiri
berterus terang tidaklah mudah
Tersiksa cinta memakan diri
Lancang kuning kapal pusaka,
Kisah sedih kekejaman raja.
Walau kering selat melaka,
Budi mu tuan tidak dilupa.
Kisah sedih kekejaman raja.
Walau kering selat melaka,
Budi mu tuan tidak dilupa.
Burung merpati hinggap di laman,
Cenderawasih tinggi di awan.
Tabahkan hati tetapkan iman,
Tak akan hilang arah tujuan.
Cenderawasih tinggi di awan.
Tabahkan hati tetapkan iman,
Tak akan hilang arah tujuan.
petiklah bintang jika itu cintamu
raihlah bulan jika ituharapanmu
biarlah dukaterkubur oleh waktu
hiasi hidupini dengan senyum manismu.
raihlah bulan jika ituharapanmu
biarlah dukaterkubur oleh waktu
hiasi hidupini dengan senyum manismu.
petiklah bintang jika itu cintamu
raihlah bulan jika itu harapanmu
biarlah duka terkubur oleh waktu
hiasi hidupini dengan senyum manismu.
raihlah bulan jika itu harapanmu
biarlah duka terkubur oleh waktu
hiasi hidupini dengan senyum manismu.
hati gembira bersama teman
bersuka ria di bawah jambatan
jikalau kita diizinkan Tuhan
pasti bertemu dihari kemudian
bersuka ria di bawah jambatan
jikalau kita diizinkan Tuhan
pasti bertemu dihari kemudian
SEPANTUN KENANGAN BERTAUT SAYANG
Harum semerbak si bunga melur,
Jadi hiasan taman larangan,
Sejambak pantun mesra dihulur,
Setulus ingatan mengimbau kenangan.
Tinggi sungguh pohon kuini,
Dililit pepaku bersulam semalu,
Melepaskan dirimu di saat ini,
Basahlah daku meratap pilu.
Kicak kicau mendayu-dayu,
Tumbuh berangan di hujung desa,
Sebak di dada pilu di kalbu,
Sejuta kenangan segunung jasa.
Terbang melayang sianak kedidi,
Tersenyum kenari berteman merpati,
Bonda tersayang menabur budi,
Kami di sini meraih bukti.
Cantik tergubah bunga melati,
Merimbun celagi di tengah belukar,
Pandan Indah tempat berbakti,
Melangkah pergi amatlah sukar.
Mekar segar pohon dedalu,
Dililit pula dedaun pepaku,
Sepuluh tahun pantas berlalu,
Kutahu hidupmu penuh berliku.
Bunga cempaka menghias jemala,
Tepian selasih mengharum kekwa,
Suka duka kau himpun segala,
Dalam bersedih engkau tertawa.
Mekar memutih pohon pedada,
Melambai puding di pinggir rawa,
Alangkah sedih nasibmu bonda,
Telunjuk dituding menusuk ke jiwa.
Tampak berbayang cahaya pelita,
Terbang rerama ke tengah dahan,
Surat layang menghimbau derita,
Luluhlah atma menangkis tuduhan.
Harum semerbak si bunga melur,
Jadi hiasan taman larangan,
Sejambak pantun mesra dihulur,
Setulus ingatan mengimbau kenangan.
Tinggi sungguh pohon kuini,
Dililit pepaku bersulam semalu,
Melepaskan dirimu di saat ini,
Basahlah daku meratap pilu.
Kicak kicau mendayu-dayu,
Tumbuh berangan di hujung desa,
Sebak di dada pilu di kalbu,
Sejuta kenangan segunung jasa.
Terbang melayang sianak kedidi,
Tersenyum kenari berteman merpati,
Bonda tersayang menabur budi,
Kami di sini meraih bukti.
Cantik tergubah bunga melati,
Merimbun celagi di tengah belukar,
Pandan Indah tempat berbakti,
Melangkah pergi amatlah sukar.
Mekar segar pohon dedalu,
Dililit pula dedaun pepaku,
Sepuluh tahun pantas berlalu,
Kutahu hidupmu penuh berliku.
Bunga cempaka menghias jemala,
Tepian selasih mengharum kekwa,
Suka duka kau himpun segala,
Dalam bersedih engkau tertawa.
Mekar memutih pohon pedada,
Melambai puding di pinggir rawa,
Alangkah sedih nasibmu bonda,
Telunjuk dituding menusuk ke jiwa.
Tampak berbayang cahaya pelita,
Terbang rerama ke tengah dahan,
Surat layang menghimbau derita,
Luluhlah atma menangkis tuduhan.
Pohon kuini banyaklah dahan,
Tempat sibubut mencari makan,
Pernah dihujani pelbagai cemuhan,
Isu rambut ibu bapa persoalkan.
Bunga mawar merona merah,
Mekar menguntum di sisi angsana,
Bonda orangnya amat pemurah,
Sanggup berhabis di sini di sana.
Burung merbah sayap berdarah,
Tertusuk duri di tepi kesuma,
Tetap tabah mencipta sejarah,
Bidang ICT menempa nama.
Bertalu gedombak seindah irama,
Diiring biola di tengah halaman
PKPSM teraju utama,
Lantang bersuara terpana teman.
Bunga semalu berkembang rancak,
Sayang berduri menghiris seraya,
Bonda berlalu tatkala di puncak,
Anugerah ICT penamat kerjaya.
Anak serani dalam kasmaran,
Ilmu di dada menjadi teman,
Dewasa kami penuh cabaran,
Pesanan bonda jadi pedoman.
Hujung daksina merimbun celagi,
Beralun tualang indah bersemu,
Walau ke mana diriku pergi,
Insan sepertimu takkan ketemu.
Alangkah dinginnya menjelang senja,
Mentari terbenam diufuk barat,
Doaku ikhlas untukmu sahaja,
Bahagia di dunia hingga akhirat.
pantun yang bagus
ReplyDelete